Rumah Rekam

Perlu saya ingatkan kepada para pembaca bahwa tulisan ini lebih banyak membahas dari sudut pandang awal-mula bisnisnya, ya. Adapun kondisi rumahrekam sekarang sudah berbeda dan makin banyak perkembangan. Mengenai konsep bisnis terbaru dari rumahrekam, Anda bisa langsung melihat DI SINI. dan lagi, biasakan membaca hingga akhir agar bisa mengurangi kesalahpahaman.

Dari penelusuran saya, begini awal kisah bisnis rumahrekam. Simak ulasan di bawah ini.

— — — —

Dari hobi jadi duit. Anggapan itu telah banyak terbukti. Salah satu buktinya adalah Redy Afrians. Dari seorang yang hobi bermusik dan audio recording, mimpinya menjadi seorang entrepreneur di bidang audio recording dan produksi musik pun berhasil terwujud. Kamar kosnya telah disulap menjadi studio rekaman professional. Bisnis ini dinamainya Rumah Rekam.

Tanpa Modal Uang

Punya studio rekaman membutuhkan alat-alat rekaman yang berharga mahal. Butuh modal biaya yang sangat besar untuk membelinya. Namun, tidak bagi Redy. Dia punya studio rekaman dengan alat-alat rekaman lengkap. Biaya bukanlah kendala baginya. Apakah dimodali oleh orangtuanya? Tidak! Apakah ada investor? Tidak juga. Tanpa modal uang, sebuah studio rekaman profesional bisa terwujud. Cukup unik; punya alat rekam lengkap, tapi dia tak pernah membelinya.

Awalnya dia hanya punya sebuah komputer dan sepasang speaker – tak terlalu bagus. Boleh dibilang, komputer dan speaker itu masih sangat kurang memenuhi standar untuk melakukan rekaman professional. Mikrofon saja masih meminjam teman. Pada saat itu, dia merasa belum layak membuka studio rekaman professional.

Dengan alat seadanya, klien semakin banyak. Keinginan mempunyai alat-alat rekaman standar professional pun semakin kuat. Redy memutar otak. Ide kreatifnya muncul. Mulai saat itu, setiap klien yang akan menggunakan jasanya tidak dimintai bayaran uang. Dia minta dibayar dengan alat-alat rekaman yang dia mau. Ada yang lebih mahal dan ada yang lebih murah dari tarif jasa rekamannya. Karena kualitas garapan Redy cukup bagus dan banyak disukai, para klien mau membelikan alat-alat rekam. Satu klien satu alat. Satu per satu alat-alat rekaman telah dipunyainya. Rumah Rekam sudah cocok menjadi studio rekaman dengan kualitas profesional.

Studio Rekaman Nomor Satu dan Sang Master

“Studio saya itu adalah studio rekaman nomor 1. Tapi nomor 1 di Google, hehehe,” katanya sambil tertawa. Dari sekian banyak studio rekaman di Yogyakarta, tak banyak yang menggunakan internet untuk memasarkan, bahkan mungkin hampir tidak ada. Kalaupun ada, studio itu tidak terdeteksi di daftar pencarian Google.

Rumah Rekam berhasil memosisikan diri di puncak pencarian Google. Redy juga terampil membuat website dan memasarkan di dunia internet. Peluangnya sangat banyak. Dia berkata, “Sekarang sudah zaman internet. Banyak orang yang mencari segala hal di internet, termasuk mencari studio rekaman. Peluang inilah yang saya ambil. www.rumahrekam.com saya buat dan cukup ramai dikunjungi. Setiap ada yang mengetik “studio rekaman yogyakarta” dan “rekaman Yogyakarta”, yang muncul adalah saya dan Rumah Rekam, haha.”

DULU, website yang dia buat tersebut berisi segala informasi tentang Rumah Rekam, termasuk tarif jasanya. Selain itu, website tersebut juga berisi segala literatur belajar dan tips audio recording. Ada yang ia tulis sendiri, banyak juga yang diambil dari artikel orang lain – tentunya dengan menyertakan sumbernya. Artikel-artikel tersebutlah yang sangat menjadi nilai penarik. Ternyata sangat banyak orang yang ingin belajar seni audio. Setiap hari Redy melayani tanya jawab seputar seni audio. www.rumahrekam.com menjadi referensi utama bagi orang-orang yang ingin belajar seni merekam audio. Karena artikel di website tersebut cukup disukai dan dianggap sangat informatif, Redy dianggap sebagai sang master audio oleh para pengunjungnya. Ada pula yang ingin kursus padanya.

Berganti Pasar; Musik, Audio, dan Karya

SEKARANG konsep rumahrekam sudah berbeda. Artikel-artikel seputar audio sudah dihilangkan. Hal ini dilakukannya untuk menyasar pasar tertentu. Jika dulu pasarnya mengarah ke anak band yang juga penggila audio, sekarang pasarnya lebih mengarah ke penyuka musik dan audio yang memang ingin menghasilkan karya yang baik.

Karya oh karya. Banyak orang yang mendambakan karya musiknya bisa didengarkan dan dinikmati oleh banyak orang. Redy cukup cerdik. Ia menyediakan ruang semacam Net Label bagi para kliennya untuk merilis karyanya di website rumahrekam.

Berbeda pasar, berbeda pula cara promosi. Serbuan pemasaran melalui mesin pencari Google sudah banyak dikurangi. Tanpa ada pergerakan pun situs rumahrekam masih berada di halaman pertama pencarian dengan kata kunci “studio rekaman di Joga”.